Punya hubungan yang sehat, tentu jadi dambaan semua orang. Sayangnya, di dalam hubungan yang sudah berjalan cukup lama, biasanya muncul beberapa pertanda kalau hubungan percintaan kamu dan dia sudah masuk ke ranah toxic relationship. Di mana, salah satu pihak menyakiti dan menjadi “jahat” secara emosional atau perbuatan kepada pasangannya.
Apa Sih Toxic Relationship?
Seringkali seseorang nggak menyadari, kalau dia sedang berada di hubungan yang nggak sehat. Alih-alih mencari cara menyembuhkan hubungan, biasanya orang yang terjebak di hubungan yang beracun ini akan menutup mata dan berbohong kepada dirinya sendiri. Toxic Relationship menurut psikologi merupakan hubungan yang nggak sehat dan mempengaruhi kesehatan mental.
Beberapa anggapan salah seperti “Dia begitukan karena dia sayang sama aku” atau “Nanti dia juga akan berubah” sering kali terjadi di dalam kehidupan percintaan yang toxic. Sifat manipulatif, memaksa, menyakiti, dan berbohong juga ikut andil memperburuk kualitas hubungan yang ada.
Kriteria Hubungan yang Sehat dan Jauh dari Toxic Relationship
Nggak perlu cemas berlebihan, tentu masih lebih banyak hubungan yang sehat dalam urusan percintaan kok. Namun, perlu kamu pahami juga kriteria hubungan yang sehat dan nggak menyakiti satu sama lain itu seperti apa.
Membicarakan hal apapun yang bikin nggak nyaman.
Demi kebaikan bersama, percakapan yang bikin nggak nyaman mungkin memang harus dilakukan. Tujuannya, tentu agar kamu dan dia saling memahami secara mendalam. Hal yang bikin nggak nyaman ini banyak bentuknya. Misalnya, membicarakan sikap dia yang kamu nggak suka, yaitu seringkali bangun siang dan telat pergi bekerja.
Nggak perlu bingung bagaimana mengatakannya, asalkan dengan intonasi dan perkataan yang lembut, pasti akan menghasilkan kebaikan bagi hubungan kalian berdua kok. Karena yang paling memahami pasanganmu, adalah dirimu sendiri. Jadi, pastikan kamu berani mengatakannya daripada harus menyimpan di dalam hati dan suatu ketika meledak. Seringkali pertikaian yang panjang dalam hubungan justru diawali dengan hal-hal kecil yang menumpuk.
Keduanya saling memberikan aksi nyata, nggak cuma perkataan saja.
Pada dasarnya, hubungan romantis yang baik itu harus equal. Alias sama. Ada quotes yang mengatakan, “Kalau kamu ingin diperlakukan sebagai ratu, maka kamu harus menjadikan pasanganmu sebagai rajamu”. Kalau kamu ingin diberikan respon yang baik, maka kamu juga harus memberikan respon yang baik ya, girls.
Kamu juga perlu menunjukan tanggung jawabmu kepada dirinya. Mungkin, sekadar memberikannya perhatian yang tulus atau menghampirinya dikala dia sedang dalam masalah. Berikan perlakuan dan respon yang baik, agar kamu mendapatkan hal yang sama juga. Selain itu, jangan lupa untuk memberikan apresiasi sekecil apapun pencapaian dia.
Apresiasi membuat seseorang merasa disayang dan dihargai dan dibanggakan. Katakan kalau kamu bangga memilikinya, dan buat aksi nyatanya sebagai bukti perkataanmu itu. Jadi, cewek nggak selalu identik dengan yang diberikan perkataan manis ya! Kita juga bisa kok menyampaikan rasa sayang dengan perkataan dan bukti yang nyata.
Kamu memahami sudut pandangnya, dia memahami sudut pandangmu.
Pahami sudut pandangnya sesederhana memahami apa yang baru saja terjadi. Kamu bisa memulainya dengan mengganti pertanyaan “Kamu kenapa?” dengan “Pasti lagi capek banget ya? Cerita aja.” Dengan begitu sudah cukup menggambarkan kalau kamu memahami apa yang sedang terjadi dengan dirinya.
Jika doimu merupakan lelaki dengan tipe cuek, kamu juga bisa memulai perbincangan seperti “Bagaimana pekerjaanmu tadi?” “Rapat tadi lancar nggak?”. Memulai obrolan juga nggak harus identik dengan jobdesk laki-laki kok dalam hubungan percintaan!
Bersedia menghargai batasan dan me time pasangan.
Setiap orang pasti ada kalanya membutuhkan waktu untuk menyendiri. Pasangan yang baik tentu menghargai itu. Me-time laki-laki dan perempuan pun berbeda. Kalau kita nih, Girls.. Mungkin lebih suka berbelanja sendiri, self-care di rumah, atau pergi bersama teman. Nah, sadari juga kalau laki-laki juga perlu waktu menyendiri dan me time. Boys always be boys!
Biarkan dia melakukan hobinya, bermain dengan temannya, dan menyendiri dengan dirinya sendiri. Namun, tentu setelahnya usahakan kembali lagi saling berkomunikasi.
Itu dia tadi beberapa kriteria hubungan yang sehat dan jauh dari toxic relationship. Mulai hari ini, coba kamu terapkan bersama dengan pasangan ya, Girls!