Film-film Psychological Horror Ini Diangkat dari Isu Gangguan Mental, Mind Blowing Banget!
Berbagai film psychological horror bisa jadi sangat menginspirasi atau justru memberikan pelajaran kalau kita nggak boleh memberikan judgemental kepada para penyintasnya. Beberapa film pilihan Marsha Beauty ini menceritakan penyintas gangguan mental dalam menjalani pengobatan dan kesehariannya di sana.
Rekomendasi Film Psychological Horror Paling Seru!
Penasaran seperti apa? Yuk, lihat rekomendasi bergenre psychological horror terbaik yang wajib kamu tonton!
Split
img : imdb
Split merupakan sebuah film yang berasal dari Amerika Serikat dan dirilis pada tahun 2017. Film ini menceritakan seorang penyintas Dissociative Identity Disorder (DID), yaitu gangguan kepribadian yang terpecah. Gangguan ini sering juga dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda. Dalam film ini, diceritakan seorang laki-laki bernama Kevin Wendell Crumb, yang memiliki 24 kepribadian sekaligus akibat trauma terhadap masa kecilnya yang sering disiksa oleh ibu kandungnya.
Cerita dimulai dari tiga orang remaja yang diculik oleh Kevin, di mana ia yakin bahwa kepribadian ke 24 akan datang. Yaitu the Beast alias monster. Ketiga remaja inipun akan menjadi makanan beast, jika nanti sudah hadir dan menguasai Kevin.
James McAvoy, aktor yang memiliki tubuh kekar nan tinggi ini harus mampu memainkan 23 kepribadian yang berbeda, bahkan dengan karakter gender yang berbeda. Misalnya selain Kevin, ada kepribadian Dennis, sebagai kepribadian lelaki yang pintar dan senang dengan segala hal yang bersih dan rapi; Patricia, seorang wanita yang berhati lembut dan keibuan; Hedwig, bocah laki-laki berusia 9 tahun yang usil; Jade, wanita tua yang pemarah; Orwell, seorang ahli sejarah; dan Mr. Pritchard, seorang profesor.
Film ini sebenarnya merupakan bagian dari trilogi Unbreakable dan Glass, film yang memiliki tiga tema yang sama, tentang psychological horror. Dengan menggunakan latar tempat shooting di gudang, tapi memiliki rating 77% dari Rotten Tomatoes.
Baca Juga: 3 Film Terbaik Bertemakan Zombie yang Menegangkan, Kamu Sudah Nonton yang Mana, Girls?
Shutter Island
img : imdb
Kamu pasti nggak asing dengan istilah gangguan Schizophrenia. Shutter Island ini menceritakan tentang seorang pasien rumah sakit jiwa yang mengalami “halu” dan berkhayal tentang masa lalunya dulu. Ia memang mantan marinir yang harus dibebas tugaskan karena memiliki pengalaman yang buruk dan menyebabkan trauma di hidupnya.
Leonardo DiCaprio bersama rekannya, Mark Ruffalo digambarkan sedang mencari keanehan yang ada di sebuah rumah sakit jiwa. Latar tempat menggambarkan berbagai delusi dan keanehan di seluruh bagian rumah sakit. Dokter yang bisa menyuntik obat bius kapanpun, pasien lainnya yang selalu menunduk dan bermata sinis, hingga ruang perawatan yang menyeramkan.
Diakhir, plot twist terbesar yang terjadi adalah ternyata DiCaprio memiliki gangguan Schizophrenia, dimana segala yang ia dengar dan alami hanyalah khayalan dirinya saja. Sementara Mark, yang dipikirannya sebagai rekan kerjanya, ternyata merupakan dokter pribadinya yang memantau kemajuan kesembuhannya setiap hari.
Baca Juga:Blood Red Sky, Film Keluaran Netflix Tentang Serangan Zombie di Pesawat
Touched with Fire
img : imdb
Apa yang kamu bayangkan jika kamu mengalami bipolar? Menangis tiap saat? Merasa bahagia kemudian langsung bersedih hati? Bipolar nggak sesederhana itu. Melalui film ini, kita akan membuka mata dan akan lebih aware terhadap penting nya kesehatan mental diri kita sendiri.
Film di tahun 2016 ini mengajak kita memahami lebih dalam dengan periode mania dan depresi pada penyintas bipolar. Mania adalah ketika seseorang sedang dalam kondisi bersemangat dan menyenangkan, sementara depresi digambarkan dengan kondisi sedih, banyak masalah, dan enggan melakukan aktivitas apapun.
Diceritakan dua penyair berbakat sekaligus penyintas bipolar ini. Dalam perawatannya, mereka mengalami episode mania dan menjadi semangat hidup dengan gangguan tersebut. Mereka bertemu di fasilitas perawatan ketika mereka berdua mengalami episode mania.
Mereka sangat bahagia, kreatif, dan produktif dalam membuat karya lagu-lagunya. Keajaiban cinta pun muncul disana. Sayangnya, keluarga dan lingkungan mereka enggan mendukung kisah cinta mereka mengingat keduanya sama-sama sedang berjuang dalam proses pemulihan gangguan mental tersebut.