Kulit kita secara alami mengalami proses pengelupasan sel kulit mati setiap hari. Namun, proses ini bisa melambat seiring bertambahnya usia, paparan sinar matahari, dan gaya hidup yang tidak sehat. Akibatnya, kulit bisa terlihat kusam, kasar, dan muncul tanda-tanda penuaan dini.
Untuk mengatasi masalah ini, kita bisa menggunakan produk perawatan kulit yang mengandung bahan-bahan eksfoliator. Salah satu jenis eksfoliator yang paling populer adalah asam hidroksi, yang terdiri dari AHA, BHA, dan PHA.
Perbedaan AHA, BHA, dan PHA
1. AHA (Alpha Hydroxy Acid)
AHA adalah jenis asam hidroksi yang larut dalam air. AHA berasal dari bahan-bahan alami, seperti buah-buahan, susu, dan gula. Beberapa contoh AHA yang sering digunakan dalam produk skincare adalah:
- Glycolic acid, yang berasal dari tebu
- Lactic acid, yang berasal dari susu
- Citric acid, yang berasal dari lemon
AHA memiliki ukuran molekul yang kecil, sehingga dapat menembus lapisan terluar kulit (epidermis) dengan mudah. AHA dapat membantu:
- Meningkatkan produksi kolagen
- Mengurangi garis-garis halus dan kerutan
- Mencerahkan kulit
- Meningkatkan produksi ceramide
- Membantu mengatasi jerawat
2. BHA (Beta Hydroxy Acid)
BHA adalah jenis asam hidroksi yang larut dalam minyak. BHA berasal dari bahan-bahan alami, seperti ekstrak pohon willow dan ekstrak ek. Beberapa contoh BHA yang sering digunakan dalam produk skincare adalah:
- Salicylic acid, yang berasal dari ekstrak pohon willow
BHA memiliki ukuran molekul yang lebih besar daripada AHA, sehingga tidak dapat menembus lapisan terluar kulit dengan mudah. Namun, BHA dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam, yaitu lapisan dermis. BHA dapat membantu:
- Mengatasi jerawat
- Mengurangi komedo
- Membantu mengontrol produksi minyak
- Membantu mengurangi peradangan
3. PHA (Polyhydroxy Acid)
PHA adalah jenis asam hidroksi yang lebih besar dan lebih berat daripada AHA dan BHA. PHA berasal dari bahan-bahan alami, seperti glukosa dan galaktosa. Beberapa contoh PHA yang sering digunakan dalam produk skincare adalah:
- Gluconolactone
- Lactobionic acid
PHA memiliki ukuran molekul yang sangat besar, sehingga tidak dapat menembus lapisan terluar kulit dengan mudah. Namun, PHA dapat menembus lapisan kulit yang lebih dalam, yaitu lapisan epidermis. PHA dapat membantu:
- Mengangkat sel kulit mati
- Meningkatkan produksi ceramide
- Membantu melembapkan kulit
- Membantu mengurangi peradangan
Cara Menggunakan AHA, BHA, dan PHA
AHA, BHA, dan PHA dapat digunakan secara bersamaan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal. Namun, penting untuk menggunakan ketiganya dengan benar agar tidak menyebabkan iritasi atau efek samping lainnya.
Berikut adalah beberapa tips menggunakan AHA, BHA, dan PHA:
1. Mulailah dengan Frekuensi yang Rendah
Jika kamu baru pertama kali menggunakan AHA, BHA, atau PHA, mulailah dengan menggunakan produk tersebut sekali dalam seminggu. Jika kulit Marshalova tidak mengalami iritasi, kamu dapat meningkatkan frekuensi penggunaannya hingga 2-3 kali dalam seminggu.
2. Gunakan Produk dengan Konsentrasi yang Rendah
Untuk kulit sensitif, gunakan produk dengan konsentrasi AHA, BHA, atau PHA yang rendah, yaitu 2% atau kurang. Untuk kulit normal, Marshalova bisa menggunakan produk dengan konsentrasi yang lebih tinggi, yaitu 5% atau kurang.
3. Gunakan Produk dengan pH yang Tepat
AHA, BHA, dan PHA bekerja paling baik pada pH 3,5-4,5. Jika pH produk terlalu tinggi, maka efektivitasnya akan berkurang.
4. Gunakan Sunscreen
AHA, BHA, dan PHA dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan sunscreen setiap hari, terutama saat menggunakan produk-produk tersebut.
AHA, BHA, dan PHA merupakan bahan-bahan aktif yang dapat memberikan manfaat yang baik untuk kulit. Namun, penting untuk menggunakan ketiga bahan tersebut dengan benar agar tidak menimbulkan iritasi.