Beraktivitas seharian di tengah cuaca panas pasti bikin tubuhmu mudah bau dan berkeringat, bukan, Marshalova? Untuk mengatasi hal tersebut, kamu bisa menggunakan deodoran untuk ketiak basah yang mudah ditemukan di pasaran. Bahkan beberapa deodoran mengklaim bisa membuat kulit ketiakmu glowing untuk meningkatkan kepercayaan diri. Namun, bagaimana kalau deodoran untuk ketiak basah yang kamu pakai tak membuahkan hasil yang diharapkan?
Baca juga : Cara Memutihkan Ketiak Hitam dan Bau dengan Deodoran Berikut Ini
Alasan Kenapa Deodoran untuk Ketiak Basah Tidak Bekerja dengan Baik
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ada faktor-faktor yang menyebabkan deodoran tidak bekerja dengan baik, seperti berikut ini:
Formula tak sesuai kebutuhan
Melissa A. Doft, MD, dokter bedah plastik di New York, mengungkapkan bahwa ada dua jenis deodoran yang diproduksi di pasaran. Antara lain deodoran yang dikhususkan untuk mencegah bau sedap dan antiperspiran yang ditujukan untuk menghentikan produksi keringat berlebih.
Artinya, kalau deodoran yang kamu gunakan tak berhasil mengontrol keringat, ada kemungkinan kamu memakai jenis yang salah. Pastikan produk yang kamu pakai adalah antiperspiran yang mengandung garam aluminium agar keringat yang keluar bisa dikendalikan.
Pakaian tak bisa menyerap keringat
Pakaian yang kamu kenakan sehari-hari juga berpengaruh terhadap penggunaan deodoran. Bahan pakaian yang terbuat dari serat sintetis cenderung menahan bau, sementara bahan-bahan alami seperti linen dan kapas justru akan memindahkan bau melalui serat-seratnya.
Itulah mengapa kamu yang memakai busana berbahan rayon di hari panas bukan hanya berkeringat, melainkan menguarkan bau tak sedap. Hal ini disebabkan gesekan pada ketiak yang lantas menahan kelembapan dan akhirnya terperangkap dalam kain.
Mengalami kondisi hiperhidrosis
Keringat sebenarnya adalah reaksi alami tubuh untuk mengeluarkan kotoran dan mendinginkan suhu. Akan tetapi, beberapa orang mengalami kondisi bernama hiperhidrosis yang membuatnya berkeringat banyak walau tak sedang beraktivitas berat atau melakukan kegiatan di tengah cuaca panas.
Dalam hal ini, pemakaian deodoran untuk ketiak basah tak akan membantu banyak. Kalaupun masih butuh produk tersebut, sebaiknya cari deodoran dengan kandungan aluminium zirkonium berkonsentrasi tinggi untuk malam hari dan antiperspiran atau non-antiperspiran untuk pagi hari.
Baca juga : Rekomendasi Deodoran untuk Menghilangkan Bau Ketiak secara Permanen
Fase detoks saat berganti deodoran
Kamu yang sedang beralih dari antipersipan produksi pabrik ke deodoran non-aluminium bakal mengalami beberapa efek samping, salah satunya keringat berlebih. Pada fase detoks tersebut, pori-pori pada kulit ketiak akan kembali terbuka setelah tersumbat selama beberapa bulan atau tahun.
Untuk itu, kamu tak perlu panik kalau keringat berlebih tersebut dirasakan saar berganti deodoran. Menurut para ahli, hal tersebut biasanya berlangsung selama rata-rata 30 hari. Jika deodorannya cocok, keringat dan bau tak sedap pun bakal berkurang.
Perubahan hormonal akibat stres
Selain kondisi fisik dan faktor eksternal seperti pakaian, kondisi mentalmu juga bakal mempengaruhi pemakaian deodoran. Ketika sedang stres, akan terjadi perubahan hormonal yang meningkatkan bakteri yang menyebabkan bau badan hingga produksi keringat.
Jadi, sebelum ganti deodoran atau mengambil tindakan medis, cek dulu kondisi mentalmu. Kalau belakangan sedang stres, cari penyebabnya supaya kamu lebih mudah menemukan solusi. Dengan begitu, kamu bisa memakai deodoran tanpa perlu mencemaskan bau tak sedap maupun keringat.
Cara pakai deodoran yang kurang tepat hingga konsumsi obat-obatan tertentu adalah faktor-faktor lain yang membuat penggunaan deodoran untuk ketiak basah kurang optimal, Marshalova. Kamu juga tidak perlu ragu buat berkonsultasi dengan dokter kalau kondisinya semakin parah. Karena bisa jadi bau tak sedap dan produksi keringat berlebih yang dialami adalah tanda-tanda penyakit yang lebih serius.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Marshalova!